SELALU BERKATA "IKHLASKAN LAH"
Hidup…Ah susah sekali untuk
mengerti yang namanya hidup. Untuk menjalaninya kadang terasa berat, Apalagi
kalau ingin jadi orang baik, rasanya jalannya makin terjal…huuuft.
Keluargaku, keluarga yang sangat
sederhana, pernah merasakan pahit manisnya kehidupan, dan aku belajar itu
bahkan sejak dibangku SD, aku mencoba memahami
keadaan keluargaku. Tapi meski roda berputar cepat dalam duniaku, aku
tak pernah merasa sempit bahkan jika duniaku berdada dibawah.
Bahkan ketika uang sama sekali
tak ada ditangan, aku terbiasa selalu tenang menjalani hidupku, ada keyakinan
bahwa, roda kehidupanku tak akan berhenti hanya sekedar tak ada rupiah. Dan
waktu berjalan hingga aku tumbuh dewasa, dan mulai merasakan bekerja, ada suatu
perubahan pola pikir, dan aku tak menyadarinya.
Ketika rupiah demi rupiah kudapat
dari pekerjaanku, aku merasa ini hasil kerja keras yang tak semestinya habis
begitu saja setelah sebulan berangkat pagi dan pulang malam untuk
mendapatkannya. Dulu, aku masih bekerja dibanyak tempat, mulai pagi jam 6
mengajar ekstra, siara radio hingga petang dan mengajar les hingga jam 8 malam,
begitulah hariku berjalan, setiap hari, dan beberapa bulan hal ini berjalan,…mungkin time is money
sesuai dengan kondisiku saat itu.
Aku tak sadar bahwa aku menjadi
budak pekerjaanku sendiri, dan bahkan aku mulai kehilangan rasa berbagi pada
orang lain. Dulu, bahkan dalam kondisi dibawah pun, kebahagiaan orang lain jadi
kebahagiaan diri sendiri, biar diri kekurangan, tapi orang lain terbantu, dan itu
hilang tiba-tiba. Dan mulai merasa berat untuk berbagi. Kacau…atau remuk,
kondisi itu benar-benar menyiksa,menjadi makhluk egois dan hedonis. Ini bukan
lagi diriku…
Tertegun diriku, ketika suatu kali
bercerita pada bunda tentang pengeluaran bulananku, yaa aku bercerita baru saja
mengeluarkan uang untuk orang lain, dan espon bunda… “Kamu kok sekarang nggak
kaya dulu,jadi lebih itungan”…aku tertohok dengan kalimat itu, tak bisa
menyangkal karena hatiku pun membenarkan keadaanku saat itu. “
Bunda melanjutkan lagi “
Ikhlaskan yang sudah kamu berikan, InsyaAllah ini akan jadi berkah”…aku
benar-benar malu pada kondisiku saat itu. Tapi setidaknya, masa itu selalu
menjadi pengingat saat ini, untuk terus berbagi pada orang lain bagaimana pun
kondisiku. Karena bunda kerap sekali bilang “jangan sampai kita menolak
pengemis, pengamen, atau siapapun yang meminta kepada kita”.
Dan benar…dengan selalu ikhlas,
aku tak pernah lagi merasa kurang, bahkan kerap sekali rejeki datang dari arah yang tak disangka.
Terima kasih bunda…segala pelajaran tentang arti berbagi pada sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar