Rabu, 16 Desember 2015

SELALU BERKATA "IKHLASKAN LAH"

Hidup…Ah susah sekali untuk mengerti yang namanya hidup. Untuk menjalaninya kadang terasa berat, Apalagi kalau ingin jadi orang baik, rasanya jalannya makin terjal…huuuft.
Keluargaku, keluarga yang sangat sederhana, pernah merasakan pahit manisnya kehidupan, dan aku belajar itu bahkan sejak dibangku SD, aku mencoba memahami  keadaan keluargaku. Tapi meski roda berputar cepat dalam duniaku, aku tak pernah merasa sempit bahkan jika duniaku berdada dibawah.
Bahkan ketika uang sama sekali tak ada ditangan, aku terbiasa selalu tenang menjalani hidupku, ada keyakinan bahwa, roda kehidupanku tak akan berhenti hanya sekedar tak ada rupiah. Dan waktu berjalan hingga aku tumbuh dewasa, dan mulai merasakan bekerja, ada suatu perubahan pola pikir, dan aku tak menyadarinya.
Ketika rupiah demi rupiah kudapat dari pekerjaanku, aku merasa ini hasil kerja keras yang tak semestinya habis begitu saja setelah sebulan berangkat pagi dan pulang malam untuk mendapatkannya. Dulu, aku masih bekerja dibanyak tempat, mulai pagi jam 6 mengajar ekstra, siara radio hingga petang dan mengajar les hingga jam 8 malam, begitulah hariku berjalan, setiap hari, dan beberapa  bulan hal ini berjalan,…mungkin time is money sesuai dengan kondisiku saat itu.
Aku tak sadar bahwa aku menjadi budak pekerjaanku sendiri, dan bahkan aku mulai kehilangan rasa berbagi pada orang lain. Dulu, bahkan dalam kondisi dibawah pun, kebahagiaan orang lain jadi kebahagiaan diri sendiri, biar diri kekurangan, tapi orang lain terbantu, dan itu hilang tiba-tiba. Dan mulai merasa berat untuk berbagi. Kacau…atau remuk, kondisi itu benar-benar menyiksa,menjadi makhluk egois dan hedonis. Ini bukan lagi diriku…
Tertegun diriku, ketika suatu kali bercerita pada bunda tentang pengeluaran bulananku, yaa aku bercerita baru saja mengeluarkan uang untuk orang lain, dan espon bunda… “Kamu kok sekarang nggak kaya dulu,jadi lebih itungan”…aku tertohok dengan kalimat itu, tak bisa menyangkal karena hatiku pun membenarkan keadaanku saat itu. “
Bunda melanjutkan lagi “ Ikhlaskan yang sudah kamu berikan, InsyaAllah ini akan jadi berkah”…aku benar-benar malu pada kondisiku saat itu. Tapi setidaknya, masa itu selalu menjadi pengingat saat ini, untuk terus berbagi pada orang lain bagaimana pun kondisiku. Karena bunda kerap sekali bilang “jangan sampai kita menolak pengemis, pengamen, atau siapapun yang meminta kepada kita”.

Dan benar…dengan selalu ikhlas, aku tak pernah lagi merasa kurang, bahkan kerap sekali  rejeki datang dari arah yang tak disangka. Terima kasih bunda…segala pelajaran tentang arti berbagi pada sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar